Dua Sedjoli

Kalau kamu merasa sudah tak lagi butuh dengan seseorang, bersikaplah biasa. Setidaknya, kamu ingat pernah mengenal dekat. Bukan tiba-tiba menjauhi dan seolah tak pernah mengenal.

Untukku, takdir kubagi dua. Setengah tentang apa yang sudah ditentukan. Setengahnya lagi, tentang apa yang telah kulakukan.

Sepertinya suasana ini yang saya rindukan.

Kau tahu? Kau hadir dihatiku dan menghapus semua nama. Di dinding hatiku, aku memahat namamu, supaya menghapusmu berarti menyakiti diri sendiri.

Kita adalah dua orang yang tidak pernah saling mengenal bertahun lamanya. Dipertemukan dalam keadaan yang asing. Tidak ada celah pengetahuan yang memadai untuk kita bisa ketahui, tapi kita telah mengenal Tuhan yang sama. Tuhan yang menciptakan udara, lautan, langit, matahari, pepohonan, juga kita.

Karena yang aku yakini bahwa kesempurnaanmu bukan seutuhnya terletak padamu. Tapi pada pandangku yang melihatmu dengan cara yang seutuhnya. Aku akan selalu membahagiakan bahagiamu, dalam sedihmu merupakan tugasku untuk membalikkan menjadi sebuah senyum. Karena senyummu adalah senyumku, karena senyumku hanya karenamu.

Sukmaku...

Menerimamu aku tidak setengah-setengah. Sepenuh hatiku ada untuk seluruhmu, bagaimanapun kamu.

Seberusaha apapun aku, atau kamu, kita tetap tak akan bisa bersama lagi

Aku selalu berharap tuk jadi seonggok daging yang bernyawa, yang didalamnya mampu memberi arti, menghidupi setiap doa yang kau perbincangkan kepada Tuhan, perihal aku.

Kalau kamu belum mau melakukan suatu hal baik, setidaknya hormati dan hargai orang yang sudah melakukannya lebih dahulu; bukan mencelanya.


DANNY GAIDA TERA ELGAR - DIGNA MEBIYATI
(23 Maret 2011 s/d 23 Maret 2099)

Comments

Post a Comment

Popular Entry